Muhammad SAW
By Unknown - Rabu, 12 September 2012
"TIADA KAMI utus engkau (Muhammad), melainkan untuk seluruh umat manusia, membawa kabar gembira dan memberi peringatan, namun kebanyakan manusia tidak mengetahui." (Q.S Saba; 28)
Muhammad saw. adalah putra dari Aminah binti Wahab dan Abdullah bin Abdul Muthalib -- wafat sewaktu Nabi masih dalam kandungan. Ia dilahirkan di Mekah kurang lebih 200 meter dari Masjidil Haram pada Senen menjelang terbit fajar, 12 Rabiul Awal tahun Gajah (20 April 571 M). Tempat kelahiran Nabi itu kini dijadikan perpustakaan "Maktabah Makkah Al-Mukarramah." Penamaan tahun Gajah itu sendiri karena waktu itu bala tentara pimpinan Abraha, Gubernur Yaman menyerang Ka'bah dengan mengendarai Gajah. Namun Abraha beserta pasukannya berhasil dihancur-lumatkan oleh pasukan burung ababil yang diperintah oleh Allah SWT menghujani mereka dengan batu-batu dari tanah yang terbakar (Q.S Al-Fiil; 1-5).
Sebagaimana anak-anak bangsawan lainnya, Muhammad disusukan pada wanita Badiyah (sebuah dusun di padang pasir) bernama Halimah Abi Dzubaidah As Sa'diyah dari Bani Sa'adKabilah Hawazin. Di perkampungan Bani Sa'ad inilah ia dibesarkan sampai usia lima tahun. Setelah itu diasuh sendiri oleh Aminah. Satu tahun kemudian, sewaktu Muhammad berumur enam tahun, Aminah meninggal dunia. Sejak itu Muhammad diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Tidak lama kemudian kakeknya juga meninggal dunia, maka ia dibesarkan oleh pamannya, Abu Thalib.
Ketika menginjak usia 12 tahun, Muhammad diajak pamannya berdagang ke negeri Syam. Sesampainya mereka di kota Bushra, ada seorang pendeta Kristen bernama Buhira yang memperhatikan Muhammad dan terperanjat menyaksikan adanya tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad sesuai benar dengan yang diceritakan dalam Injil. Pendeta Buhira kemudian menyarankan kepada Abu Thalib agar segera membawa Muhammad pulang kembali, karena ia khawatir orang-orang Yahudi akan mengetahuinya. Selanjutnya Buhira berpesan supaya Abu Thalib memelihara dan menjaga keponakannya baik-baik, karena ia calon pemimpin umat.
Memang, sejak anak-anak Muhammad saw. telah menunjukkan sifat-sifat seorang pemimpin. Ia melaksanakan pekerjaannya sebagai pengembala kambing dengan sebaik-baiknya. Berbagai catatan sejarah, termasuk yang ditulis oleh pakar-pakar Barat, mengakui bahwa Muhammad saw. seorang figur yang sangat cerdas dan memiliki daya ingat sangat kuat, rendah hati dan penuh kasih sayang kepada sesamanya, senantiasa menjauhi perbuatan keji dan kotor, jujur dalam setiap tindak-lakunya, serta lembut dan benar perkataannya sehingga masyarakat memberinya gelar Al-Amin (orang yang dapat dipercaya).
Ketika menginjak usia 25 tahun, Muhammad dipercaya oleh seorang wanita terhormatyang kaya raya bernama Khadijah binti Khuwalid untuk menjual barang-barang dagangannya ke Syiria. Ketika itu Muhammad saw. ditemani oleh pembantu Khadijah bernama Maisarah. Segala perilaku dan tutur kata Muhammad yang sangat terpuji sehingga seluruh barang dagangan terjual habis dalam waktu relatif singkat dan mendapat untung besar, oleh Maisarah diceritakan kepada Khadijah. Sejak itu Khadijah terpikat oleh kepribadian Muhammad, dan tidak lama kemudian Allah SWT mentakdirkan keduannya sebagai suami istri. Usia Khadijah ketika itu 40 tahun --lima belas tahun lebih tua dari Nabi. Muhammad dan Khadijah dikaruniai anak, tiga putra dan empat putri. Ketiga putranya, Al-Qasim, Abdullah, dan Thayyib meninggal sewaktu kecil. Empat putrinya, ialah Zainab, Ruqayyah, Ummu Kaltsum dan Fatimah.
Sewaktu Muhammad saw. berusia 35 tahun, Mekah dilanda banjir besar sehingga merobohkan Ka'bah. Setelah musibah banjir tersebut, kaum Quraisy membangun Ka'bah kembali. Ketika pembangunan Ka'bah telah usai, para pembesarnya bertengkar tentang siapa yang berhak meletakkan Hajar Aswad pada posisinya semula. Untuk menghindari permusuhan diantara mereka, akhirnya disepakati bahwa siapa yang masuk Masjidil Haram lebih dulu, ialah yang berhak meletakkan Hajar Aswad. Ternyata yang memasuki Masjidil Haram lebih dulu adalah Muhammad saw.
"Inilah Muhammad Al-Amin. Kami rela kepadanya," komentar sebagian pembesar Quraisy gembira, karena yang mereka setujui adalah orang yang jujur dan benar tutur katanya. Muhammad saw. menyambut baik penunjukkan atas dirinya. Sekalipun ia satu-satunya yang dipercaya melakukan tugas tersebut, namun Muhammad selaku orang muda merasa perlu memberikan penghormatan kepada pembesar-pembesar Quraisy. Untuk itu Muhammad saw. membentangkan kain sorbannya di tanah, lalu meletakkan Hajar Aswad di atasnya, kemudian memanggil empat kepala suku dari bangsa Quraisy untuk mengangkat empat sudut kain sorban itu, sedangkan ia yang memegangi Hajar Aswad dan meletakkannya di tempatnya semula.
Pada usia 40 tahun, Muhammad menerima wahyu pertama ketika berkhalwat (menyepi untuk beribadah guna mendekatkan diri kepada Allah SWT) di Gua Hiro'. Sejak itulah ia diangkat menjadi seorang Nabi dan mulai menyiarkan agama Islam secara diam-diam, sesuai dengan perintah Allah SWT. Orang-orang pertama yang beriman kepadanya, ialah; Abu Bakar (dari kalangan orang tua), Khadijah binti Khuwalid (dari kaum wanita), Ali bin Abi Thalib (dari golongan anak-anak), dan Zaid bin Haritsah (dari golongan budak). Beberapa waktu kemudian, kalangan elit kaum Quraisy pun menyatakan memeluk Islam, antara lain; Utsman bin Affan, Zubair bin Al-Awam, Abdurrahman bin Auf, Abdullah bin Mas'ud, Sa'ad bin Abi Waqas, dan Thalha bin Ubaidillah.
Kurang lebih selama tiga tahun Nabi Muhammad saw berdakwah secara diam-diam, sampai "turun" wahyu yang memerintahkannyauntuk berdakwah secara terang-terangan, sesuai dengan perintah Allah SWT. "Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala sesuatu yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik." (Q.S AL-Hijr; 94). Sambutan penduduk Mekah pada mulanya menggembirakan, namun kemudian para pemimpin dan kalangan elit Quraisy sangat terhina oleh seruan Nabi untuk meninggalkan kebiasaan menyembah berhala karena itu bukan Tuhan. Sedangkan Tuhan yang patut disembah ialah Allah SWT Yang Maha Esa. Sejak itu mereka melakukan penganiayaan terhadap Nabi dan para pengikutnya.
Guna menghindari penganiayaan orang-orang kafir Quraisy lebih lanjut, Nabi saw. memerintahkan pengikutnya Hijrah (pindah) ke Habsyah (Habsyi), karena disana ada Raja Najasyi yang mengakui kebenaran ajaran Nabi karena datang dari zat yang menurunkan risalah Isa as. Yang pergi pada saat itu 15 orang, terdiri dari 11 orang pria dan 4 wanita. Kelompok kedua yang menyusul berhijrah 76 orang, terdiri dari 63 pria dan 13 wanita.
Dari hari ke hari pengikut Nabi saw. semakin bertambah, sehingga kaum Quraisy merencanakan pembunuhan terhadap Nabi saw. Berkat usaha Abu Thalib, Nabi dapat diselamatkan. Orang-orang kafir Quraisy akhirnya memboikot keluarga Nabi dan para pengikutnya. Semua orang kafir dilarang mengadakan hubungan kekeluargaan dan dagang dengan orang-orang Islam, hingga Nabis beserta seluruh pengikutnya memakan dedaunan sampai selama sekitar tiga tahun.
Masa pemboikotan itu berakhir pada tahun ke 10 kenabian. Pada waktu itulah, Abu Thalib yang membela beliau mati-matian hingga meninggal dunia. Dengan sendirinya semakin bertambah hebat gangguan kaum Quraisy kepadanya. Selanjutnya Nabi bersama Zaid bin Haritsah berdakwah ke Thaif, untuk berdakwah pada kabilah Tsaqif. Sambutan kabilah Tsaqif sangat tidak manusiawi. Mereka melempari Nabi dengan batu, hingga tumit beliau terluka.
Keadaan di Mekah semakin mengancam jiwa Nabi saw, oleh karena itu beliau memutuskan Hijrah ke kota Yatsrib yang kemudian lebih dikenal dengan nama Madinah, sebab Islam sudah berkembang disana melalui orang-orang Yatsrib yang ketika mengunjungi Ka'bah bertemu Nabi dan menerima ajarannya. itu terjadi pada tahun ketiga belas kenabian. Sebelum sampai di Madinah, Nabi saw singgah di kota kecil Kuba untuk beberapa waktu lamanya dan sempat mendirikan masjid disana. Setelah cukup lama tinggal di Kuba, Nabi melanjutkan perjalanan ke Madinah. Di Kota ini pun Nabi membangun Masjid bersama-sama dengan kaum Muhajirin (sebutan bagi orang-orang Islam yang berasal dari Mekah) dan kaum Anshor (sebutan bagi orang Islam yang berasal dari Madinah).
Pada hari sabtu, 25 Dzul Qa'dah, tahun Hijrah, Nabi beserta para pengikutnya yang telah mencapai jumlah ribuan menunaikan ibadah Haji untuk pertama kalinya sekaligus sebagai Haji Wada'. Sekalipun umat Islam kala itu sudah sangat kuat, namun Rasulullah saw. tidak menyimpan dendam terhadap orang-orang kafir Quraisy yang pernah menganiaya beliau dan pengikutnya. Bahkan Rasulullah saw. menjamin hak-hak hidup mereka. Beberapa bulan setelah Haji Wada' Beliau sakit keras dan wafat. Tepatnya pada hari Senin, 12 Rabiul Awal, dalam usia 63 Tahun.
Follow our blog on Twitter, become a fan on Facebook. Stay updated via RSS
0 komentar for "Muhammad SAW"